Sabtu, 26 Oktober 2013

Fanatism


         

 Siapa yang tidak punya idola? Yap, mengidolakan seseorang memang sangat wajar dilakukan oleh semua manusia di muka bumi ini. Tak terkecuali saya. Saya mempunyai idola yang menurut saya merupakan sebuah motivasi dan dorongan untuk melakukan hal yang positif. Salah Satu Idola saya bernama Ayana Shahab. Member JKT48 ini sangat menginspirasi saya. Parasnya yang cantik, perilaku yang baik dan sopan sangat patut untuk dicontoh. Apalagi pada saat ia menyanyikan sebuah hits dari JKT48 yaitu Shonichi (Hari Pertama). Di salah satu liriknya yang berbunyi “Usaha Keras itu Tak Akan Mengkhianati” dari situlah saya belajar bagaimana cara mencapai sesuatu yang kita inginkan dengan berusaha maupun berdoa.
            Di lain sisi, mengidolakan sesuatu ada hal yang sangat buruk mengintai kita. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan saya di SMP dan kehidupan saya sehari hari, anak “Ababil” (anak ABG yang masih labil) cenderung  memiliki hasrat untuk beridola sangat tinggi. Memang, mengidolakan sesuatu itu wajar. Dan menrut psikolog di acara “Warna” TRANS7 (maaf, saya tidak ingat namanya), Mengidolakan sesuatu merupakan cara alami yang diterapkan semua manusia untuk mencari jati dan motivasi dalam dirinya. Nah, di era sekarang, banyak adik adik kelas yang saya amati yang mengidolakan sesuatu dengan berlebihan dan mungkin saja merugikan diri sendiri dan orang lain. Saya pernah melihat adik kelas saya sedang menggoreskan silet di tangannya membentuk nama idolanya. Sangat berbahaya, bukan? Bagaimana jika silet tersebut tidak setril? Pasti akan menimbulkan penyakit!
            Beberapa waktu pun berlalu. Suatu hari ketika saya di kelas IX SMP, terdengar suara guru saya sedang memberikan tugas Fisika tentang Kelistrikan. Dan kebetulan SMP saya mempunyai WiFi yang sangat baik, sehingga memudahkan saya untuk mencari informasi melalui internet. Namun di hari itu kecepatan WiFi SMP Saya tidak seperti biasanya. Sangat lambat! Akhirnya saya menjadi kurang berniat untuk mengerjakan tugas tersebut. Ternyata, setelah saya selidiki, penyebab kecepatan WiFi SMP saya berkurang karena teman perempuan saya men-Download Beberapa Video-video Musik artis korea sekaligus! Apakah ini yang dinamakan “Mengidolakan”? hingga mengganggu kenyamanan orang lain?
            Saya juga mempunyai pengalaman yang kurang enak. Saya pernah melihat status adik adik kelas saya “bersilat lidah” di dunia Facebook hanya karena masalah sepele. Yaitu karena idola mereka dihujat. Salah satu pihak ada yang mengatakan bahwa idola tersebul “Plagiat”,”Lipsing”,”Tidak kreatif”, dll. Dari Pengalaman tersebut, dimanakah norma kesopanan dan kesusilaan kita? Dimana “Mental Baja” kita?  Dimana “Toleransi dan Respect” kita? Dan dimana Adab Dalam Beridola?
            Hmm, Rasanya tidak lengkap jika menyajikan kasus tanpa menyajikan solusi. No Water If Without Fire,  Right? 3 kasus diatas merupakan Fanatisme. Fanatisme menurut psikolog di acara “Warna” TRANS7 adalah sikap dalam mengidolakan sesuatu dengan yang sangat berlebihan hingga di atas batas kewajaran manusia dan dengan cara yang aneh dan tidak biasa. Fanatisme sangatlah tidak baik dan bisa saja merugikan dan mengganggu kenyamanan diri sendiri dan orang lain. Nah, bagaimana cara mengatasi fanatisme tersebut? Dan bagaimana cara mengidolakan sesuatu yang baik?



1.      Tingkatkan Iman dan Taqwa Dan Sadar Minnallah (Sadar jika Kita Tercipta dari Allah)
Sholat 5 waktu dan meluangkan waktu di masjid/tempat ibadah yang lain menjadi sesuatu yang sangat baik untuk mengurangi, bahkan mencegah fanatisme. Kita bisa merenungkan, bahwa semua manusia diciptakan dari Allah, dan bahkan, Sekaya apapun,secantik apapun, sepintar apapun idola kita, pasti mereka pernah terjerumus ke “Lubang kesalahan”, bukan? Dan juga, segala sesuatu yang berlebihan itu sangatlah tidak baik!

2.      Remember, Difference is Beautiful!
ketika kita bertemu teman kita yang mempunyai idola berbeda dari kita, janganlah saling hujat,olok, ejek, dll. Tetapi jadikanlah ajang tersebut untuk mempererat pertemanan, dan ajang untuk diskusi yang menyenangkan. Dan boleh jadi kita bisa mendapat wawasan dari diskusi tersebut. Saya mempunyai teman maya di facebook yang idolanya 180 derajat berbeda dari saya. Karena dia penggemar daripada artis artis dari band metal. Namun, kami tidak pernah saling ejek terhadap idola idola kami. Bahkan pertemanan kami semakin erat karena dengan adanya perbedaan tadi. Bahkan, saya pernah dibelikan pulsa olehnya, karena saya bisa membantu sebagian projectnya!

3.      Lakukan Hobi Dan hal Positif Seolah olah sang idola sedang melihat!
Mungkin tips yang ketiga ini sedikit “konyol”. But, trust me, it works! Mengapa saya mengatakan ini? Karena, otak bisa merespon lebih baik dan cepat karena ada 2 : karena senang dan terdesak. Pasti kita akan senang melakukan sesuatu, jika sang idola “melihat” apa yang kerjakan, bukan? Ditambah hobi dan hal positif lainnya yang bisa dikembangkan menjadi sebuah prestasi. Idoling yang tidak sia sia dan membanggakan kedua orangtua!

4.      Lakukan hal Positif yang dilakukan oleh idola!
Selain jadi motivasi, hal ini bisa jadi hobi baru, dan kegiatan menarik lo! Kegiatan ini bisa mempererat persahabatan, menjauhi diri dari narkoba, bahkan bisa menambah prestasi! Jujur saja, saya sangat niat untuk mengambil lintas minat Bahasa jepang karena saya terinspirasi oleh idola saya, Ayana yang telah mengupload videonya tentang cara dia mengajarkan bahasa jepang di YouTube. Dan boleh jadi saya bisa ke Jepang untuk melanjutkan kuliah, atau sekedar liburan. ^_^

Beberapa Idola Saya :
- Nabi Muhammad S.A.W (Tidak perlu diragukan lagi. Setiap kebaikan,pelajaran, dan suri tauladan ada pada dirinya.)

- Ayana Shahab – Member JKT48 (Terinspirasi karena perilakunya yang sangat sopan dan bisa berbahasa jepang)

- Takahashi Minami – Member AKB48 (Terinspirasi karena kerja kerasnya selama 7 tahun tidak sia sia dalam karirnya)
- Jordan Rudess – Keyboardist Dream Theater (Terinspirasi oleh Permainan Keyboardnya yang cadas serta progresi yang enak didengar)
- Monica Carolina – Gamer Indonesia (Terinspirasi karena dengan hobi bermain gamenya, dia bisa berbisnis dan bisa ke luar negeri mengharumkan nama bangsa)
Fanatisme dalam mengidolakan sesuatu sangatlah tidak baik. Bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Ubahlah pemikiran dari sekarang. lakukan hal yang berguna selama masa masa muda. Karena masa muda hanya sekali seumur hidup. Dan janganlah berlebihan, hingga mengganggu orang lain dalam mengidolakan sesuatu. Karena idolamu sama sekali tidak mengenalmu.

“Spongebob, sudah aku katakan, pemujaan yang berlebihan itu tidak baik”
                                                                                                Patrick Star

Sumber :
-Pengalaman Pribadi
-Tayangan “Warna” di Trans7 sekitar bulan Juni




0 komentar:

Posting Komentar