Gaming Is Not
Crime!
Oleh: M.Riksa
Rizky.F (Kiky Chikinizher)
Gaming. Hobi yang satu
ini sangatlah menyenangkan. Kita dituntut untuk menyelesaikan tantangan yang
ada di dalam game. Hobi yang Pelakunya disebut Gamer ini juga membutuhkan strategi dan mental yang
kuat. Banyak yang menyukai hobi ini karena harga konsol yang semakin murah,
video game yang sangat mudah di download, dan semakin banyaknya rental konsol
dan game center di Indonesia. Saya juga menyukai hobi ini. Saya mempunyai PC
dan beberapa game teranyar beberapa tahun terakhir di rumah. Hingga teman SMP saya banyak yang menyebut saya “Gamernya
SMPN8”. Ya, karena di SMP saya banyak yang belum menekuni hobi ini. Saya juga
merasa senang sudah menamatkan beberapa game. Seperti Call Of Duty 1,2, Modern
Warfare 1,2,3, Need For Speed : Most Wanted, Battlefield 3, dan lain lain. :D
Tak terlepas dari itu
semua, beberapa gamer cenderung mengutamakan game daripada kehidupan sehari
harinya. Dan juga, ia tidak memiliki manajemen waktu yang baik. Seperti
pengalaman saya yang sudah bersekolah di sini. Karena terlalu asyik dan
tuntutan yang besar dalam bermain game, akhirnya saya lupa untuk menunaikan
sholat maghrib, dan saya lupa jika esok hari akan diadakan ulangan harian kimia,
dan bahasa indonesia. Alhasil, nilai ulangan kimia dan bahasa indonesia saya
hanya mendapat nilai 78 dan 70. Nilai tersebut tidak memenuhi KKM sekolah.
Meskipun orangtua saya tidak tahu akan jeleknya nilai saya, saya sangat malu.
Terlebih saya homestay, yang mendapat banyak waktu luang yang bisa dimanfaatkan
untuk belajar. Saya sangat malu dengan teman asrama saya yang bisa mendapat
nilai yang lebih baik dari saya.
Pengalaman serupa juga
pernah saya alami ketika saya duduk di kelas 7. Ketika itu sedang terjadi trend
game online. Salah satunya adalah point blank. Game tembak menembak online ini
memukau anak anak yang melihat. Tak heran, jika pada masa itu warnet dan game
center laku keras karena game ini. Karena pemikiran saya masih pendek, saya
tergila gila memainkan game tersebut hingga rela mengambil uang orangtua yang
digunakan untuk menyewa komputer di warnwet, dan juga membeli item maya di game
tersebut. Setelah mengetahui hal ini, orangtua saya marah besar dan mencambuki
saya. Apakah perilaku tersebut mencerminkan karakter yang baik?
Walaupun pengalaman
pengalaman pahit itu sering terjadi, saya tidak jera untuk menekuni hobi ini.
Bahkan, dengan adanya pengalaman yang pahit tersebut, saya bisa belajar dari
pengalaman. Saya sadar bahwa gaming yang berlebihan tanpa persiapan yang matang
dan manajemen waktu yang baik sama saja membunuh potensi dan karakter di masa
muda saya.
Jika ada pahit, pasti
ada manis. Yap, suka duka seorang gamer pasti ada. Dengan hobi saya, saya bisa
mendapat kesenangan dan hal bermanfaat lainnya. Antara lain :
1. Pintar
berbahasa inggris
95%
Game yang dirilis di dunia menggunakan bahasa inggris. Game bisa menjadi sarana
untuk belajar bahasa inggris. Di setiap scene, pasti ada kosakata baru kan?
Nah, kosakata tersebut kita ingat, lalu diaplikasikan dalam percakapan bahasa inggris
kita. Jujur saja, saya menekuni hobi gaming ini sejak kelas 2 SD. Pada masa
tersebut masih menggunakan konsol game Playstation 1 (PS1) karena game Ps1
masih sangat sederhana, kosakata saya yang saya ingat dari game hanya ada 6 : Start, New Game, Load
game, 1 Player, 2, Player, dan Game Over :D
2. Mahir
untuk berpresentasi Sejarah
Beberapa
game ada yang terispirasi dari sejarah. Contohnya saja Call Of duty 1,2,3. Game
tembak menembak yang sekaligus game favorit saya, mengambil sejarah dari perang
dunia 2. Misi pertama game tersebut adalah menjadi sekutu untuk mengalahkan
jerman di ohama beach, paris pada D-Day. Beberapa waktu yang lalu, saya diberi
kesempatan oleh guru saya untuk berpresentasi tentang perang dunia 2. Saya
berpresentasi dengan lancar karena saya sudah tahu alur ceritanya, dari jerman
menguasai Danzig di Polandia pada 1939, masa kuasanya 3 diktator terkenal,
Adolf Hitler, kaisar Hirohito, dan Bennito Mussolini. Hingga penandatanganan
penyerahan jepang karena dibom sekutu di Hiroshima dan hagasaki pada 1945 di
kapal USS Missousori. Seketika guru saya memuji dan bertanya kepada saya
“Presentasimu bagus nak, kamu mendapat semua informasi dengan detail, bahkan
yang tidak ada di buku sekalipun dari mana nak? Kasih tahu bapak dong..” lantas
dengan santai saya menjawab “Saya dapat informasinya dari game pak. Kebetulan
saya punya game yang membahas sejarah perang dunia 2” seketika guru dan teman
saya terkejut. Karena saya mendapat informasi dan ateri dengan cara yang tidak
biasa. Yaitu dari game. Sementara teman saya hanya mendapat materi tersebut
dari buku dan dari internet.
3. Punya
banyak teman maya! ( istilah dulu namanya sahabat pena)
Gamer
cenderung menyendiri dan pendiam bila di dunia nyata. Namun sangat atraktif dan
discussable di social media. Apalagi jika ada game game baru yang akan dirilis.
Secara tidak langsung, hal ini dapat
mempererat pertemanan sekaligus mendapatkan teman baru yang boleh jadi dapat
bertukar wawasan dengannya. Saya tergabung di salah satu forum game yang
beranggotakan sekitar 5000 orang. Para gamer tentunya sangat mengutamakan adab
dalam berforum. Setelah sekian lama bergabung, saya akhirnya dikenal oleh gamer
lain, karena saya memberikan walkthrough, rekomendasi, dan wawasan kepada gamer
lain. Tak jarang kami mengadakan diskusi bersama Tenang hal hal baru, Fun
Facts, Dan lain lain.
4. Knows
About IT!
Ketika
kita bermain game di platform PC, tak jarang kita menemukan istilah istilah
seperti Resolution, Graphics, Anti Aliasing, Ambient occlusion, Graphic
Texture, dll. Istilah istilah tersebut mempengaruhi kualitas gambar yang ada di
game tersebut. Dan kita harus bisa mengatur hal tersebut agar bisa mendapat
performa yang lebih baik saat bermain game. Nah, secara tidak langsung, kita
sudah belajar sedikit tentang istilah istilah grafis yang biasa ada di dalam
game!
Untuk
bermain sebuah game baru, sebelumnya kita harus memperhatikan minimum system
requirements. Yaitu spesifikasi minimal yang dibutuhkan agar game tersebut bisa
berjalan dengan baik. Tentunya kita harus bisa melihat dan menentukan
spesifikasi PC kita, agar game tersebut dapat berjalan. Biasanya, yang menjadi
faktor tersebut adalah Prosesor,RAM,kartu grafis,dan kapasitas harddisk. Nah,
secara tidak langsung lagi, kita sudah bisa mempelajari beberapa hardware di
dalam PC, Bukan?
5. Penelitian
dan fakta Yang Keren yang berhubungan dengan game!
Sepertinya
beberapa gambar di bawah bisa menjelaskan. (Mohon maaf. bidang di lembar ini
tidak muat untuk beberapa gambar)
Menjadi
gamer itu enak,bukan? Nah, bagaimana caranya untuk menjadi gamer yang baik tanpa
harus menyisihkan norma norma yang ada?
1. Don’t
Blame The game! Game is’nt wrong !
Ketika
kita telah terjerumus ke lubang “kesalahan” hanya karena game, seperti beberapa
pengalaman saya di atas, jangan salahkan game yang kita mainkan. Salahkan diri
kita sendiri. Mengapa kita telah berbuat itu? Hingga melupakan hal yang ada di
sekitar kita? Bukalah dan ubah pikiran kita. Masa depan bangsa ada di tangan
kita sebagai pemuda. Apakah hanya dengan sebuah game, norma kesopanan dan
kesusilaan kita menghilang?
2. Gaming
= Prestation
“Sambil
Menyelam Minum Air”. Sambil gaming dapet prestasi. Mengapa tidak? Gaming
bukanlah hobi yang buruk. Gaming bukan menjadi indikasi untuk orang yang malas
belajar. Selama kita bisa mempunyai sebuah manajemen waktu yang baik,dan mental
yang kuat. Kakak kelas saya, karena dia suka bermain game online, ia
memenangkan perlombaan game online regional Kalimantan Timur, dan akhirnya ia
dikirim Ke Jakarta untuk melewati tahap perlombaan selanjutnya. It’s
cool,right?
Jadilah
Gamer yang baik, terus belajar dan raih prestasi!
“Gamers is who play a
game, not who played by the game”
Maximvm Gaming Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar