Sabtu, 26 Oktober 2013

Gaming Is Not Crime!



Gaming Is Not Crime!
Oleh: M.Riksa Rizky.F (Kiky Chikinizher)
Gaming. Hobi yang satu ini sangatlah menyenangkan. Kita dituntut untuk menyelesaikan tantangan yang ada di dalam game. Hobi yang Pelakunya disebut Gamer  ini juga membutuhkan strategi dan mental yang kuat. Banyak yang menyukai hobi ini karena harga konsol yang semakin murah, video game yang sangat mudah di download, dan semakin banyaknya rental konsol dan game center di Indonesia. Saya juga menyukai hobi ini. Saya mempunyai PC dan beberapa game teranyar beberapa tahun terakhir di rumah. Hingga teman  SMP saya banyak yang menyebut saya “Gamernya SMPN8”. Ya, karena di SMP saya banyak yang belum menekuni hobi ini. Saya juga merasa senang sudah menamatkan beberapa game. Seperti Call Of Duty 1,2, Modern Warfare 1,2,3, Need For Speed : Most Wanted, Battlefield 3, dan lain lain. :D
Tak terlepas dari itu semua, beberapa gamer cenderung mengutamakan game daripada kehidupan sehari harinya. Dan juga, ia tidak memiliki manajemen waktu yang baik. Seperti pengalaman saya yang sudah bersekolah di sini. Karena terlalu asyik dan tuntutan yang besar dalam bermain game, akhirnya saya lupa untuk menunaikan sholat maghrib, dan saya lupa jika esok hari akan diadakan ulangan harian kimia, dan bahasa indonesia. Alhasil, nilai ulangan kimia dan bahasa indonesia saya hanya mendapat nilai 78 dan 70. Nilai tersebut tidak memenuhi KKM sekolah. Meskipun orangtua saya tidak tahu akan jeleknya nilai saya, saya sangat malu. Terlebih saya homestay, yang mendapat banyak waktu luang yang bisa dimanfaatkan untuk belajar. Saya sangat malu dengan teman asrama saya yang bisa mendapat nilai yang lebih baik dari saya.
Pengalaman serupa juga pernah saya alami ketika saya duduk di kelas 7. Ketika itu sedang terjadi trend game online. Salah satunya adalah point blank. Game tembak menembak online ini memukau anak anak yang melihat. Tak heran, jika pada masa itu warnet dan game center laku keras karena game ini. Karena pemikiran saya masih pendek, saya tergila gila memainkan game tersebut hingga rela mengambil uang orangtua yang digunakan untuk menyewa komputer di warnwet, dan juga membeli item maya di game tersebut. Setelah mengetahui hal ini, orangtua saya marah besar dan mencambuki saya. Apakah perilaku tersebut mencerminkan karakter yang baik?
Walaupun pengalaman pengalaman pahit itu sering terjadi, saya tidak jera untuk menekuni hobi ini. Bahkan, dengan adanya pengalaman yang pahit tersebut, saya bisa belajar dari pengalaman. Saya sadar bahwa gaming yang berlebihan tanpa persiapan yang matang dan manajemen waktu yang baik sama saja membunuh potensi dan karakter di masa muda saya.
Jika ada pahit, pasti ada manis. Yap, suka duka seorang gamer pasti ada. Dengan hobi saya, saya bisa mendapat kesenangan dan hal bermanfaat lainnya. Antara lain :
1.      Pintar berbahasa inggris
95% Game yang dirilis di dunia menggunakan bahasa inggris. Game bisa menjadi sarana untuk belajar bahasa inggris. Di setiap scene, pasti ada kosakata baru kan? Nah, kosakata tersebut kita ingat, lalu diaplikasikan dalam percakapan bahasa inggris kita. Jujur saja, saya menekuni hobi gaming ini sejak kelas 2 SD. Pada masa tersebut masih menggunakan konsol game Playstation 1 (PS1) karena game Ps1 masih sangat sederhana, kosakata saya yang saya ingat  dari game hanya ada 6 : Start, New Game, Load game, 1 Player, 2, Player, dan Game Over :D

2.      Mahir untuk berpresentasi Sejarah
Beberapa game ada yang terispirasi dari sejarah. Contohnya saja Call Of duty 1,2,3. Game tembak menembak yang sekaligus game favorit saya, mengambil sejarah dari perang dunia 2. Misi pertama game tersebut adalah menjadi sekutu untuk mengalahkan jerman di ohama beach, paris pada D-Day. Beberapa waktu yang lalu, saya diberi kesempatan oleh guru saya untuk berpresentasi tentang perang dunia 2. Saya berpresentasi dengan lancar karena saya sudah tahu alur ceritanya, dari jerman menguasai Danzig di Polandia pada 1939, masa kuasanya 3 diktator terkenal, Adolf Hitler, kaisar Hirohito, dan Bennito Mussolini. Hingga penandatanganan penyerahan jepang karena dibom sekutu di Hiroshima dan hagasaki pada 1945 di kapal USS Missousori. Seketika guru saya memuji dan bertanya kepada saya “Presentasimu bagus nak, kamu mendapat semua informasi dengan detail, bahkan yang tidak ada di buku sekalipun dari mana nak? Kasih tahu bapak dong..” lantas dengan santai saya menjawab “Saya dapat informasinya dari game pak. Kebetulan saya punya game yang membahas sejarah perang dunia 2” seketika guru dan teman saya terkejut. Karena saya mendapat informasi dan ateri dengan cara yang tidak biasa. Yaitu dari game. Sementara teman saya hanya mendapat materi tersebut dari buku dan dari internet.

3.      Punya banyak teman maya! ( istilah dulu namanya sahabat pena)
Gamer cenderung menyendiri dan pendiam bila di dunia nyata. Namun sangat atraktif dan discussable di social media. Apalagi jika ada game game baru yang akan dirilis. Secara tidak langsung, hal ini  dapat mempererat pertemanan sekaligus mendapatkan teman baru yang boleh jadi dapat bertukar wawasan dengannya. Saya tergabung di salah satu forum game yang beranggotakan sekitar 5000 orang. Para gamer tentunya sangat mengutamakan adab dalam berforum. Setelah sekian lama bergabung, saya akhirnya dikenal oleh gamer lain, karena saya memberikan walkthrough, rekomendasi, dan wawasan kepada gamer lain. Tak jarang kami mengadakan diskusi bersama Tenang hal hal baru, Fun Facts, Dan lain lain.

4.      Knows About IT!
Ketika kita bermain game di platform PC, tak jarang kita menemukan istilah istilah seperti Resolution, Graphics, Anti Aliasing, Ambient occlusion, Graphic Texture, dll. Istilah istilah tersebut mempengaruhi kualitas gambar yang ada di game tersebut. Dan kita harus bisa mengatur hal tersebut agar bisa mendapat performa yang lebih baik saat bermain game. Nah, secara tidak langsung, kita sudah belajar sedikit tentang istilah istilah grafis yang biasa ada di dalam game!
Untuk bermain sebuah game baru, sebelumnya kita harus memperhatikan minimum system requirements. Yaitu spesifikasi minimal yang dibutuhkan agar game tersebut bisa berjalan dengan baik. Tentunya kita harus bisa melihat dan menentukan spesifikasi PC kita, agar game tersebut dapat berjalan. Biasanya, yang menjadi faktor tersebut adalah Prosesor,RAM,kartu grafis,dan kapasitas harddisk. Nah, secara tidak langsung lagi, kita sudah bisa mempelajari beberapa hardware di dalam PC, Bukan?

5.      Penelitian dan fakta Yang Keren yang berhubungan dengan game!
Sepertinya beberapa gambar di bawah bisa menjelaskan. (Mohon maaf. bidang di lembar ini tidak muat untuk beberapa gambar)




Menjadi gamer itu enak,bukan? Nah, bagaimana caranya untuk menjadi gamer yang baik tanpa harus menyisihkan norma norma yang ada?

1.      Don’t Blame The game! Game is’nt wrong !
Ketika kita telah terjerumus ke lubang “kesalahan” hanya karena game, seperti beberapa pengalaman saya di atas, jangan salahkan game yang kita mainkan. Salahkan diri kita sendiri. Mengapa kita telah berbuat itu? Hingga melupakan hal yang ada di sekitar kita? Bukalah dan ubah pikiran kita. Masa depan bangsa ada di tangan kita sebagai pemuda. Apakah hanya dengan sebuah game, norma kesopanan dan kesusilaan kita menghilang?




2.      Gaming = Prestation
“Sambil Menyelam Minum Air”. Sambil gaming dapet prestasi. Mengapa tidak? Gaming bukanlah hobi yang buruk. Gaming bukan menjadi indikasi untuk orang yang malas belajar. Selama kita bisa mempunyai sebuah manajemen waktu yang baik,dan mental yang kuat. Kakak kelas saya, karena dia suka bermain game online, ia memenangkan perlombaan game online regional Kalimantan Timur, dan akhirnya ia dikirim Ke Jakarta untuk melewati tahap perlombaan selanjutnya. It’s cool,right?

Jadilah Gamer yang baik, terus belajar dan raih prestasi!

“Gamers is who play a game, not who played by the game”
                                            Maximvm Gaming Indonesia








Categories: , ,

0 komentar:

Posting Komentar